Aku begitu terpukul dengan
hal ini, aku sedih dan menangis, aku sudah tau bahwa hal ini akan terjadi. Aku
merasakan pusingku yang begitu hebat lalu aku pingsan dan aku tak tau aku
dimana. Setelah aku sadar aku heran mengapa aku sudah berada dikamarku lalu ku
lirik jam kesayanganku, ternyata sudah pagi, aku merasakan badan ku sakit
semua. Lalu mama masuk dan menanyakan keadaanku. Lalu dia menceritakan mengapa
aku sampai berada di kamar padahal aku tadi masih di jalan. Ternyata yang membawa
ku sampai kesini adalah Reza
“Kamu tadi pingsan dijalan dan Reza melihatmu lalu dia yang
membawamu sampai rumah bahkan sampai dikamarmu ini” kata mama, “Sebenarnya kamu
kenapa, apakah kamu sakit, kalau kamu sakit mengapa tak cerita sama mama atau
kamu ada masalah dengan Reza?”lanjutnya
“Gak aku gak ada masalah
dengan reza cuma aku sedikit pusing tadi lalu aku merasa semuanya hitam dan
setelah ku buka mataku aku heran mengapa aku sudah dikamarku”
“Sekarang kamu makan dulu dan
nanti mama pergi kesekolah untuk meminta izin kalau kamu sedang sakit”
“Makasih ya mam”. Aku teringat
kata-kata yang diucapkan Sita kemarin aku sedih mengapa semua nya akan terjadi
dan begitu menyakitkan untukku. Aku tersenyak dari lamunanku handphonku berdering,
satu panggilan masuk, dari Reza aku tak mempedulikannya lalu dia menelfonku
lagi dan tak ku pedulikan lagi sampai tiga kali aku tak mempedulikan telfonnya.
Lalu mama masuk dan menanyakan kenapa tidak diangkat telfonnya aku hanya
menjawab baru malas menerima telfon darinya. Lau dia menelfonku lagi tetapi mama
mengangkat telfonya aku tak mempedulikannya dan kembali tidur. Lalu mama
menanyakan apa yang terjadi saat aku dengan Reza, aku tidak menjawab tetapi
akhirnya aku mengatakan apa yang telah terjadi, lalu mama menceritakan
pengalamannya waktu SMA dulu dengan ayah, katanya semuanya akan berakhir dengan
cinta dan akhirnya mama yang mendapatkan ayah. Ternyata dengan mendapatkan satu
cinta butuh kesabaran dan pengorbanan.
Di
sekolah, aku bertemu dengan Reza aku hanya diam dia yang menyapaku duluan aku
hanya tersenyum lalu,
“Fan ntar pulang sekolah aku
mau ngomong sama kamu!”
“Gak mau”
“Aku tahu pasti kamu gak mau
tetapi aku yakin kamu pasti akan datang, aku tunggu ditaman!”
Aku
tak manghiraukan omangannya Reza, aku mencoba tabah dengan hal ini akan tetapi
sebenarnya aku juga ingin mengucapkan terima kasih atas pertolongannya kemarin,
akhirnya aku putuskan untuk menemuinya. Siang itu terlihat Reza sudah
menungguku sejak tadi, aku menghampirinya
“Mau ngomong apa?”
“Aku ingin ngomong semua
tentang isi hatiku”
“Maksudnya?”
“Aku suka sama kamu, dan aku
berharap kamu menerimaku, Fan!”
“Kamu mengatakan ini dua kali
Reza dan…….”
“Dan kamu akan menolakku
lagi?”
“Aku gak mau menjadi pacar
keduamu?”
“Maksudnya?”
“Statusmu masih menjadi
pacarnya Sita kan?”,
Reza hanya diam
“Jadi kamu belum berhak
menjadi pacarku, dan aku kan
sudah bilang aku masih membutuhkan seorang sahabat bukan pacar”
“Aku sudah putuskan Sita
kemarin”
Aku membisu, aku tak tau mau bicara apa. Aku kalah.
Lalu aku meninggalkan Reza sendiri. Aku menangis dan aku binggung. Tanpa
disadari didepanku ada mobil yang melaju sangat kencang.dannnn...
bersambung...