Keesokan
harinya, aku bangun terlambat jadi aku tak sempat sarapan, aku sangat
terburu-buru. Untung saja aku berangkat tepat saat gerbang mau ditutup. Dikelas
aku ngantuk banget, aku berkonsentrasi untuk menghilangkan ngantukku. Setelah
bel istirahat aku buru-buru ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan
menghilangkan rasa ngantukku. Setelah selesai aku teringat kejadian ini sama
yang ada di dalam cerpenku, aku berfikir kejadian yang aku alami nanti aku
pasti merasa lapar. Ternyata benar, setelah keluar dari kamar mandi perutku
keroncongan lalu aku ke kantin. Aku coba ingat kejadian apa lagi yang akan
terjadi. Sepulang sekolah aku bertemu dengan Sita.
“Hei kamu kesini!” kata Sita
kepadaku
“Apa apa ya Sit?”
“Panggil aku kak” bentak Sita
“Ya kak, ada apa?”
“Kemarin kamu sama Reza
kemana saja?”
“Gak kemana-mana kok”
“Alah………ngaku aja”
“Kemarin cuma pergi ke bazaar
kok!”
“Ku kasih tau yaa… Reza itu
pacarku jadi jangan pernah kamu mendekatinya, mengerti!”
Kata Sita, lalu pergi begitu
saja meninggalkanku, aku masih tertunduk “Mengapa aku terlibat masalah ini, ini
semua gara-garaku mengapa aku mau dengan dia dan mengapa aku mau menerima dia
menjadi sahabatku” kataku dalam hati sambil berjalan pulang kerumah.
Sesampainya dirumah mama menanyakanku, mengapa wajahku sedih dan muram, aku
hanya menjawab kalau aku lagi capek lalu kutinggalkan mama begitu saja. Aku
langsung merebahkan tubuhku diatas kasur kesayanganku. Masih terbayang bayang
parkataan Sita dibenakku. Aku menangis sendirian dikamar.
“Fan, Fani……..mama boleh
masuk gak?”
“Boleh….pintunya tidak
dikunci….”kataku sambil mengusap tangisanku
“Ada apa Fan kamu nangis yaa?”
“Gak aku gak papa kok”
“Ya sudah, tuh…di luar ada
yang mau bertemu dengan kamu”
“Siapa mam?”
“Siapa lagi kalau bukan Reza”
“Reza?”
“Iya, memang ada apa?”
“Aku gak mau ketemu dengan
dia mam bilang saja kalau aku sedang tidur”
“Loo kenapa, kamu ada masalah
dengan Reza?”
“Gak, gak ada masalah apa-apa”
“Tapi kenapa gak mau ketemu
dia sudah menunggu lama”
“Aku nggak mau mam!”
“Sudahlah sana temui dia!”. Aku terpaksa menemui Reza.
Ternyata Reza sudah menungguku di depan. Tetapi kepalaku terasa pusing, aku
bisa menahannya, lalu…..
“Ada apa Za?”
“Hai……. ada waktu hari ini?”
“Memang mau kemana?”
“Temenin aku belanja”
“Sekarang?”
“Ya sekarang. Bisakan?”
“Gimana yaa…?”
“Ayolah Fan……..aku kan sahabatmu….ya mau
yaa?”
“Ayolah terima saja
ajakannya” kata mama yang datang disampingku
“Tapi mam……”
“Sudah sana ganti baju lalu berangkat”. Aku menuruti
perintah mama. Setelah selesai aku terasa pusing, tetapi aku harus menahannya,
dan aku bisa menahannya. Lalu aku menemui Reza, lalu berangkat.
0 komentar:
Posting Komentar