judul

Antara Cinta dan Persahabatan (part 3)



Aku tak bisa menyangka persahabatan antara aku dan Lisa berakhir, ini semua gara-gara ulahku mengapa aku membicarakan kalau aku punya masalah dengan reza, dan sekarang tidak ada lagi yang menemaniku dalam senang maupun duka. Lalu aku melampiaskan kemarahanku kepada Reza ku kirim sms untuknya ”Selamat yaa atas kemenangan mu”. Lalu dia membalas smsku “Maksudmu apa Fan?”, aku membalasnya ”Cari saja sendiri!”, lalu ku tak peduli dia menanyakan maksud dengan smsku tadi.
Pagi itu aku masih mengharap Lisa mau berteman denganku lagi tapi ternyata dia tidak berangkat sekolah hari ini, aku menelfonnya beberapa kali tak ada jawaban “Apakah dia memang mau mengakhiri persahabatan kita, tapi aku masih mengharap kamu, Lis untuk menjadi sahabatku ”kataku dalam hati. Sepulang sekolah aku kerumahnya Lisa tapi belum sempat aku menjelaskan masalah ini dia langsung menutup pintu rumahnya. Aku pulang dengan sejuta kesedihan, tak terasa air mataku mengalir dengan derasnya, ”Sekarang aku tak punya teman” kataku sambil menangis, tapi tiba-tiba ada orang yang menjawabnya ”Kata siapa kamu tak punya teman aku kan temanmu?”
“Siapa itu, apakah itu Lisa?”. Lalu Reza keluar dari persembunyiannya.
“Kamu kenapa disini?”
“Cuma kebetulan lewat aja tapi aku lihat kamu sepertinya ada masalah jadi aku buat kamu kejutan”
“Kejutan? kejutan apa?”
“Ini aku mau ngasih kamu ini” kata reza mengeluarkan bungkisan. Aku kira dia membawa kado untuk ku, tapi ternyata setelah aku buka isinya ulat. Aku menjerit karena aku jijik dengan ulat. Sementara reza malah menertawakan aku. “Kau tau aku jijik dengan ulat, singkirkan ulat itu” reza masih tertawa terpingkal. Lalu aku pergi meninggalkan reza “Kenapa hari ini aku resek banget yaa!”. Lalu reza mengikutiku “Fan tunggu dulu aku sebenarnya aku mau ngomong sama kamu”, aku tak mempedulikan reza, aku kesal sama dia. Reza mengejarku tetap aku tak mempedulikannya lalu “Aku mau ngomong sama kamu tapi soal tadi aku minta maaf”, aku masih berjalan “Fan dengar dulu aku mau ngomong”
“Ngomong apa,?”
“Aku minta maaf tadi aku sudah ngerjain kamu”
“Terus…..?”
“Aku tau kamu lagi sedih dan aku dengar persahabatanmu dengan lisa sudah berakhir”
“Kalau ya kenapa?, kamu senang?”
“Aku mau minta maaf kalau semua itu kesalahanku”
“Maksudmu?”
“Seharusnya kita sahabatan dulu, dulu aku mulai menaruh perhatian sama kamu karena aku kagum sama kamu, dan aku tak tau kalau kamu gak suka seperti itu aku hanya ingin membalas kebaikamu karena kamu sudah banyak membantuku”
“Tapi apa boleh buat semuanya telah terjadi”
“Aku menyesal”
“Dah nggak apa-apa ini memang sudah takdirku, ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi ada satu yang masih aku harapkan!”
“Apa itu?”
“Sahabat……aku masih butuh seorang sahabat untuk menggantikan dia”
“Kalau boleh tau apakah sahabat itu harus sama dengan sebelumnya?”
“Tidak memangnya kenapa?”
“Kalau kamu mau, aku bisa menjadi sahabatmu”
“Apa kau bilang?, kamu mau menjadi sahabatku?”
“Iya, apa aku tidak boleh?”
“Antara sahabat ada suatu ikatan yaitu sahabat jadi setiap sahabat harus bisa mengisi sahabat yang lain, maksudnya bersama saat senang ataupun duka, kalau kamu sanggup aku tak keberatan”
“Ok. Mulai saat ini kita sahabat, sahabat yang tak pernah putus.”
“Tapi?, bagaimana dengan teman-temanmu yang lain?”
“Mereka tetap menjadi temanku tetapi beda dengan kamu”
“Maksudnya?”
“Kamu memang temanku tapi lebih dari teman biasa yaitu sahabat sejati yang selalu menemani diwaktu senang maupun susah”.

....Bersambung....

Antara Cinta dan Persahabatan (part 2)

Dia mau kenalan denganku tapi Lisa langsung bicara……….
“Namaku Lisa, kalau ini sahabat sejatiku, namanya Fani”
“Oh…..ngomong-ngomong, aku boleh gabung gak dengan kalian?”
“Boleh” kataku
“Fan, tadi nomer 6 ulangan matematika tadi aku masih agak bingung, kudengar kamu yang paling pintarkan disekolah ini, bisa jelasin gak?”
“Bisa!”
Lalu aku menjelasin cara mengerjakannya, aku mencoba memberi dia soal lalu aku suruh dia mengerjakannya ternyata dia bisa ”Wah..hebat ternyata kamu cepat tanggap yaa!”
“Ah biasa aja, kan pertama kamu yang ngajarin “
“Tapi teman-temanku belum ada yang langsung tanggap seperti mu, yaa terutama Lisa ini!”
“Ah kok aku sih, yaa nggak lah”Aku dan reza manartawakan Lisa. “Ngapain kalian tertawa, seneng yaa lihat teman susah?”
“Nggak, bukan itu kok yang aku tertawain”
“Oh yaa Za, kamu pindah kesini alasannya apa, apakah kamu ada masalah atau apa?”
“Aku mau keluar sendiri karena aku sudah nggak betah sekolah disana”
“Memangnya disana ada apa?”
“Ya macem-macem”
“Macem-macem gimana maksudmu?”
“Gini yaa, sekolah disana tuh nyebelin banget, masak setiap hari ada aja masalah yang datang, tapi anehnya aku yang ketiban sialnya!”
“Enak,donk….?”
”Yaa lihat aja nanti”
Aku hanya tersenyum melihat tingkah Reza. Setelah itu aku kekelas sama Lisa tapi Reza ikut, aku sihh boleh saja. Setelah pulang sekolah kami bertiga masih bersama dapat kupastikan kami bertiga akan menjadi sahabat. Tapi lama-kelamaan reza mulai perhatian pada aku. Awalnya aku biarkan saja tapi aku mulai gerah dengan tingkah Reza. Aku pernah memarahinya dan sepertinya dia tau kesalahannya. Akhirnya sekarang dia sudah tidak lagi bersamaku.
Hari ini hari minggu, seperti biasa aku dan lisa jalan-jalan pagi sambil motret pemandangan. Aku melihat Reza, sepertinya dia sudah mempunyai teman.
“Lis, itu Reza kan?”
“Iya kamu benar wahh..dia dah punya teman”
“Kamu mau kenalan yaa sama teman-temannya?, sana kamu hampiri saja mereka tapi aku mau pulang sekarang”
“Oke siapa takut, aku bisa kok pulang sendiri”
“Aku duluan yaa!”. Lalu aku pergi sementara Lisa asyik ngobrol sama Reza dan teman-temannya. Sebenarnya aku mau kenalan sama teman-temannya Reza tapi aku lebih mementingkan karyaku ini. Setelah Lisa pulang dia langsung mencariku katanya Reza mencariku.”Apa dia mencariku, nggak salah yaa?” kataku gak percaya.
“Ada apa sih… apa kalian berantem?”
“Eng..gak”
“Terus apa, kalau kamu nggak marahan sama reza kenapa nada bicaramu seperti ini?”
“Yaa aku nggak tau aja, dia yang mulai masalah ini”
“Masalah..? kenapa kamu tidak menceritakannya kepadaku?”
“Karena ini masalah aku dengan Reza”
“Tapi aku kan sahabat kalian!”
“Ya aku tau”
“Ohh ternyata kamu ingin menghancurkan persahabatan kita?”
“Bukan, bukan begitu !”
“Terus apa?”
“Ini masalah pribadiku”
“Baru sekarang kamu tak mengutarakan masalah pribadimu”
“Tapi ini kan…….”
“Ah.. aku tak peduli, ternyata sekarang sudah muncul sifat aslimu, aku tak mau berteman denganmu lagi mulai sekarang persahabatan kita berakhir” kata lisa dengan emosi tinggi.
“Lis..tunggu dulu. Lis….!”.

......Bersambung.....
Copyright 2009 blogAriezlyda. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates