Aku tak bisa menyangka
persahabatan antara aku dan Lisa berakhir, ini semua gara-gara ulahku mengapa
aku membicarakan kalau aku punya masalah dengan reza, dan sekarang tidak ada
lagi yang menemaniku dalam senang maupun duka. Lalu aku melampiaskan
kemarahanku kepada Reza ku kirim sms untuknya ”Selamat yaa atas kemenangan mu”.
Lalu dia membalas smsku “Maksudmu apa Fan?”, aku membalasnya ”Cari saja
sendiri!”, lalu ku tak peduli dia menanyakan maksud dengan smsku tadi.
Pagi
itu aku masih mengharap Lisa mau berteman denganku lagi tapi ternyata dia tidak
berangkat sekolah hari ini, aku menelfonnya beberapa kali tak ada jawaban
“Apakah dia memang mau mengakhiri persahabatan kita, tapi aku masih mengharap
kamu, Lis untuk menjadi sahabatku ”kataku dalam hati. Sepulang sekolah aku
kerumahnya Lisa tapi belum sempat aku menjelaskan masalah ini dia langsung
menutup pintu rumahnya. Aku pulang dengan sejuta kesedihan, tak terasa air
mataku mengalir dengan derasnya, ”Sekarang aku tak punya teman” kataku sambil
menangis, tapi tiba-tiba ada orang yang menjawabnya ”Kata siapa kamu tak punya
teman aku kan
temanmu?”
“Siapa itu, apakah itu Lisa?”.
Lalu Reza keluar dari persembunyiannya.
“Kamu kenapa disini?”
“Cuma kebetulan lewat aja
tapi aku lihat kamu sepertinya ada masalah jadi aku buat kamu kejutan”
“Kejutan? kejutan apa?”
“Ini aku mau ngasih kamu ini”
kata reza mengeluarkan bungkisan. Aku kira dia membawa kado untuk ku, tapi
ternyata setelah aku buka isinya ulat. Aku menjerit karena aku jijik dengan
ulat. Sementara reza malah menertawakan aku. “Kau tau aku jijik dengan ulat,
singkirkan ulat itu” reza masih tertawa terpingkal. Lalu aku pergi meninggalkan
reza “Kenapa hari ini aku resek banget yaa!”. Lalu reza mengikutiku “Fan tunggu
dulu aku sebenarnya aku mau ngomong sama kamu”, aku tak mempedulikan reza, aku
kesal sama dia. Reza mengejarku tetap aku tak mempedulikannya lalu “Aku mau
ngomong sama kamu tapi soal tadi aku minta maaf”, aku masih berjalan “Fan
dengar dulu aku mau ngomong”
“Ngomong apa,?”
“Aku minta maaf tadi aku
sudah ngerjain kamu”
“Terus…..?”
“Aku tau kamu lagi sedih dan
aku dengar persahabatanmu dengan lisa sudah berakhir”
“Kalau ya kenapa?, kamu
senang?”
“Aku mau minta maaf kalau
semua itu kesalahanku”
“Maksudmu?”
“Seharusnya kita sahabatan
dulu, dulu aku mulai menaruh perhatian sama kamu karena aku kagum sama kamu,
dan aku tak tau kalau kamu gak suka seperti itu aku hanya ingin membalas kebaikamu
karena kamu sudah banyak membantuku”
“Tapi apa boleh buat semuanya
telah terjadi”
“Aku menyesal”
“Dah nggak apa-apa ini memang
sudah takdirku, ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi ada satu yang masih
aku harapkan!”
“Apa itu?”
“Sahabat……aku masih butuh
seorang sahabat untuk menggantikan dia”
“Kalau boleh tau apakah
sahabat itu harus sama dengan sebelumnya?”
“Tidak memangnya kenapa?”
“Kalau kamu mau, aku bisa
menjadi sahabatmu”
“Apa kau bilang?, kamu mau
menjadi sahabatku?”
“Iya, apa aku tidak boleh?”
“Antara sahabat ada suatu
ikatan yaitu sahabat jadi setiap sahabat harus bisa mengisi sahabat yang lain,
maksudnya bersama saat senang ataupun duka, kalau kamu sanggup aku tak
keberatan”
“Ok. Mulai saat ini kita
sahabat, sahabat yang tak pernah putus.”
“Tapi?, bagaimana dengan
teman-temanmu yang lain?”
“Mereka tetap menjadi temanku
tetapi beda dengan kamu”
“Maksudnya?”
“Kamu memang temanku tapi lebih dari teman biasa yaitu
sahabat sejati yang selalu menemani diwaktu senang maupun susah”.....Bersambung....
0 komentar:
Posting Komentar