Dia
mau kenalan denganku tapi Lisa langsung bicara……….
“Namaku Lisa, kalau ini
sahabat sejatiku, namanya Fani”
“Oh…..ngomong-ngomong, aku
boleh gabung gak dengan kalian?”
“Boleh” kataku
“Fan, tadi nomer 6 ulangan
matematika tadi aku masih agak bingung, kudengar kamu yang paling pintarkan
disekolah ini, bisa jelasin gak?”
“Bisa!”
Lalu
aku menjelasin cara mengerjakannya, aku mencoba memberi dia soal lalu aku suruh
dia mengerjakannya ternyata dia bisa ”Wah..hebat ternyata kamu cepat tanggap
yaa!”
“Ah biasa aja, kan pertama kamu yang
ngajarin “
“Tapi teman-temanku belum ada
yang langsung tanggap seperti mu, yaa terutama Lisa ini!”
“Ah kok aku sih, yaa nggak
lah”Aku dan reza manartawakan Lisa. “Ngapain kalian tertawa, seneng yaa lihat
teman susah?”
“Nggak, bukan itu kok yang
aku tertawain”
“Oh yaa Za, kamu pindah
kesini alasannya apa, apakah kamu ada masalah atau apa?”
“Aku mau keluar sendiri
karena aku sudah nggak betah sekolah disana”
“Memangnya disana ada apa?”
“Ya macem-macem”
“Macem-macem gimana
maksudmu?”
“Gini yaa, sekolah disana tuh
nyebelin banget, masak setiap hari ada aja masalah yang datang, tapi anehnya
aku yang ketiban sialnya!”
“Enak,donk….?”
”Yaa lihat aja nanti”
”Yaa lihat aja nanti”
Aku
hanya tersenyum melihat tingkah Reza. Setelah itu aku kekelas sama Lisa tapi Reza
ikut, aku sihh boleh saja. Setelah pulang sekolah kami bertiga masih bersama
dapat kupastikan kami bertiga akan menjadi sahabat. Tapi lama-kelamaan reza
mulai perhatian pada aku. Awalnya aku biarkan saja tapi aku mulai gerah dengan tingkah
Reza. Aku pernah memarahinya dan sepertinya dia tau kesalahannya. Akhirnya
sekarang dia sudah tidak lagi bersamaku.
Hari
ini hari minggu, seperti biasa aku dan lisa jalan-jalan pagi sambil motret
pemandangan. Aku melihat Reza, sepertinya dia sudah mempunyai teman.
“Lis, itu Reza kan?”
“Iya kamu benar wahh..dia dah
punya teman”
“Kamu mau kenalan yaa sama
teman-temannya?, sana
kamu hampiri saja mereka tapi aku mau pulang sekarang”
“Oke siapa takut, aku bisa
kok pulang sendiri”
“Aku duluan yaa!”. Lalu aku pergi
sementara Lisa asyik ngobrol sama Reza dan teman-temannya. Sebenarnya aku mau
kenalan sama teman-temannya Reza tapi aku lebih mementingkan karyaku ini.
Setelah Lisa pulang dia langsung mencariku katanya Reza mencariku.”Apa dia
mencariku, nggak salah yaa?” kataku gak percaya.
“Ada apa sih… apa kalian berantem?”
“Eng..gak”
“Terus apa, kalau kamu nggak
marahan sama reza kenapa nada bicaramu seperti ini?”
“Yaa aku nggak tau aja, dia
yang mulai masalah ini”
“Masalah..? kenapa kamu tidak
menceritakannya kepadaku?”
“Karena ini masalah aku
dengan Reza”
“Tapi aku kan sahabat kalian!”
“Ya aku tau”
“Ohh ternyata kamu ingin
menghancurkan persahabatan kita?”
“Bukan, bukan begitu !”
“Terus apa?”
“Ini masalah pribadiku”
“Baru sekarang kamu tak
mengutarakan masalah pribadimu”
“Tapi ini kan…….”
“Ah.. aku tak peduli,
ternyata sekarang sudah muncul sifat aslimu, aku tak mau berteman denganmu lagi
mulai sekarang persahabatan kita berakhir” kata lisa dengan emosi tinggi.
“Lis..tunggu dulu. Lis….!”.......Bersambung.....
0 komentar:
Posting Komentar