Keesokan
harinya aku sudah berangkat sekolah, hari ini terlihat beda, semua terlihat
gembira.
“Hai fan kamu dah sembuh?”
Tanya reza
“Dah, kok semua terlihat
senang memengnya ada apa?”
“Ooh..itu….ntar ada bazaar
kamu mau ikut gak?”
“Bazar, seru nih..! Ikut
donk!”
‘Ntar jam satu di halaman.”
“Makasih yaa informasinya dan
apa ada pr hari ini?”
“Gak gak ada”
“Ooh yaa ntar ke bazarnya
bareng yaa!”
“Oke!”. Aku juga tampak
senang hari ini, aku sibuk mikirin apa yang mau aku beli di bazar nanti.
Setelah pulang aku langsung menghampiri reza.
“Ayo ntar keburu terlambat!”
“Iya iya bentar sedikit gimana sich!”
“Kamu lagi ngapain sich!”
“Ni tugas dari Bu Ida,
nyebelin banget masak aku suruh ngerjain semuanya!”
“Memangnya apa ?”
“Suruh buat karangan,
nyebelin kan?”
“Nyebelin……? gak kali, buat
karangan itu gampang banget masak kamu gak bisa?”
“Ya sudah kalau ini gimana?”.
Lalu aku mencoba untuk memahaminya setelah mendapat ide aku langsung membuat
karangan. Dan…………selesai juga..
“Nih…..dah selesai gampang
kok kalau kamu mau berusaha”
“Wow cepet banget…”
“Ya sudah ayo cepetan ntar
telat lagi”
Setelah
sampai aku mulai mencai apa yang aku incar saat ini,setelah ketemu ternyata
tinggal satu padahal aku butuh tiga. Gak papa sich, lalu aku keliling Cuma
nonton aja. Ternyata gak jauh dari pemikiranku Reza ternyata juga beli buku
sepertiku.
“Ada peningkatan nich…..!”
“Ya donk masak gak ada
peningkatan!”
“Ya sudah kita pulang
sekarang”
“Kamu gak tertarik sama
semuanya”
“Kalau yang aku cari sudah
ketemu mau ngapain lagi kalau gak pulang”
“Ya sudah!”
Setelah
sampai dirumah aku langsung baca buku yang aku beli, karena aku suka baca buku
tetapi baru pertama ini aku baca cerpen jadinya aku agak sulit untuk
memahaminya. Mengasikkan juga membaca cerpen dan kebetulan isinya persis apa
yang aku alami selama ini.
“Kenapa isinya semua sama dengan apa yang selama ini
aku alami?” aku agak ngeri membacanya tapi rasa penasaranku belum juga berhenti
aku tetap membacanya sampai selesai. Tetapi sebelum aku selesaikan semuanya,
aku coba untuk lebih memahami cerpenku ini. Setelah aku urut urutkan
kejadiannya ternyata sama dengan apa yang pernah aku alami. Aku semakin ngeri
lalu ku simpan cerpen itu di rak paling bawah biar aku tak menjumpainya lagi.bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar